Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bio Farma Sukses Uji Klinis Fase 1 Vaksin Baru Tifoid

image-gnews
Gedung Biofarma di Jalan Pasteur, Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia
Gedung Biofarma di Jalan Pasteur, Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung -Vaksin baru tifoid hasil riset bersama Bio Farma, Universitas Indonesia, Rumah Sakti Cipto Mangunkusumo, dan International Vaccine Institute (IVI) Korea sudah melewati Uji Klinis Fase 1.

BACA: Menteri BUMN Rombak Direksi Pindad dan Bio Farma

“Melalui kolaborasi dengan IVI dan para ahli dari beberapa Universitas di Indonesia, kami akan menyelesaikan program pengembangan uji klinis sehingga vaksin tifoid konjugat ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secepatnya dan memberikan perlindungan menyeluruh bagi masyarakat,” kata Direktur Perencanaan Dan Pengembangan Bio Farma, Adriansjah Azhari, dikutip dari siaran pers Bio Farma yang diterima Tempo, Jumat, 22 Februari 2019.

Uji Klinis Fase 1 vaksin baru tifoid yakni vaksin konjugat tifoid tersebut melibatkan orang dewasa dan anak-anak di Indonesia. Hasil uji klinis tersebut menyimpulkan vaksin tersebut aman dan berpotensi menghasilkan respon imun protektif. Pengembangan vaksin tersebut dilakukan dengan tranfer teknologi pada produsen vaksin dan antisera di Indoensia. Saat ini, studi Fase II vaksin baru tifoid tersebut sedang berlangsung.

“Kami bangga atas kolaborasi yang sukses dengan tim dari Universitas Indonesia / Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan mitra kami dari IVI, sehingga memberikan hasil yang sangat positif dari studi fase I ini. Ini adalah pencapaian penting dalam upaya kami untuk mengembangkan vaksin tifoid konjugat baru,” kata Kepala Divisi Surveilans Dan Uji klinis, Bio Farma, Novilia Sjafri Bachtiar, dikutip dari rilis tersebut, Jumat, 22 Februari 2019.

BACA: Bio Farma Targetkan Vaksin Tipus Termuktahir Rampung di 2019

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur Jenderal IVI, Jerome Kim mengatakan, riset vaksin baru itu membuka jalan pengembangan ke tahapan uji klinis lebih lanjut. “Riset juga membuka jalan untuk pengembangan tahapan uji klinis lebih lanjut dari vaksin ini, sehingga vaksin tifoid konjugat dapat lebih cepat masuk ke pasaran,” kata dia, Jumat, 22 Februari 2019.

Direktur Program Tifoid IVI, Sushant Sahastrabuddhe mengatakan, riset ini sekaligus menjadi langkah penting pengembangan vaksin tifoid jenis baru. Riset tersebut bertujuan melihat aspek kemanaan dan imunogenisitas vaksin konjugat tifoid VI-DT yang baru. Hasilnya mendpati vaksin aman dan imunogenik pada orang dewasa dan anak-anak usia di atas 2 tahun. “Riset ini merupakan langkah penting menuju pengembangan vaksin tifoid VI-DT yang dapat melindungi dunia, khususnya yang paling rentan terhadap demam tifoid ini anak-anak,” kata Sushant, Jumat, 22 Februari 2019.

Demam tifoid yang disebabkan bakteri Salmonella typhi diperkirakan masih menjadi salah satu penyakit penyebab kematian global, dengan jumlah angka kematian bisa menembus 200 ribu orang per tahunnya di dunia. Demam tifoid juga menyerang anak-anak, terutama di daerah endemik. Vaksinasi tifoid merupakan salah satu cara mencegah penyakit ini, tapi vaksin tifoid konvensional tidak dianjurkan untuk anak-anakdi bawah usia dua tahun.

Baca berita tentang Bio Farma lainnya di Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

5 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

6 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

8 hari lalu

Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi kepada seorang anak murid perempuan. FOTO ANTARA/Ampelsa/FR
Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.


Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

12 hari lalu

ilustrasi Haji (pixabay.com)
Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

32 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

44 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

23 Februari 2024

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.